Kini Tolak Angin adalah market leader dalam kategori produk jamu yang terus berusaha
digoyang para pesaingnya seperti Antangin, Orangin dan Bintangin.
Target market dari Tolak Angin ini adalah orang-orang yang lebih percaya
terhadap jamu ataupun obat herbal dibandingkan dengan obat-obat
farmasi. Namun perkembangan produk ini terancam stagnan dan ditinggalkan
konsumennya karena Tolak Angin terkesan kuno dan tidak praktis yang
pada awalnya berbentuk serbuk.
Inovasi Produk
Presiden direktur dari PT. Sido Muncul, Irwan berinovasi dengan Tolak
Angin berbentuk cair dan mengemas Tolak Angin dalam kemasan sachet yang
praktis, dengan begitu Tolak Angin telah memasuki pasar blue ocean karena belum ada produk yang sejenis sebelum dikeluarkannya produk Tolak Angin cair ini.
Brand Image
Tolak Angin melakukan posisioning dengan cara merubah image sebagai
produk jamu yang kuno menjadi produk jamu yang modern (obat herbal).
Diantara sejumlah tokoh dan selebritis yang menjadi endorser,
Agnes Monica termasuk yang paling sering mengkomunikasikan Tolak Angin,
karena ingin menyasar market generasi muda. Dari strategi pricing yang
digunakan, Irwan menemukan bahwa persepsi konsumen yaitu memandang
produk murah = produk jelek. Oleh karena itu Irwan menaikkan harga jual
Tolak Angin dari Rp.800,00 per sachet menjadi Rp.1.000,00 dan sekarang
Rp.1.500,00 per sachet.
Program Komunikasi
Kemudian lahirlah tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin”
yang sangat terkenal itu. Rhenald Kasali adalah tokoh yang dipandang
tepat untuk mewakili kalangan atas, akademisi yang pintar, yang tahu
khasiat Tolak Angin sebagai produk berkualitas. Komunikasi tersebut
mengubah persepsi masyarakat yang sebelumnya mempersepsikan jamu itu
hanya dikonsumsi oleh masyarakat tradisonal menjadi jamu itu layak dan
baik dikonsumsi oleh orang modern sekalipun. Sebelumnya semua produsen
jamu instant terjebak pada pikiran mereka sendiri bahwa jamu itu
konsumsi masyarakat tradisional, makanya iklan-iklan mereka pun
mengahdirkan tema dan bintang-bintang tradisional seperti antangin yang
menghadirkan basuki dengan “Wes ewes ewes.. Bablas Angine” dan Tolak
Angin dengan ike nurjanah dan doyok.
Kesimpulan
Tolak Angin menggunakan tagline “Orang Pintar Minum Tolak Angin”
sebagai posisioning utamanya yang mengubah persepsi masyarakat yang
sebelumnya mempersepsikan jamu itu hanya dikonsumsi oleh masyarakat
tradisonal menjadi jamu itu layak dan baik dikonsumsi oleh orang modern
sekalipun., serta menggambarkan segala keunggulan dari jamu Tolak Angin
ini. Mulai dari jamu yang modern, praktis dan harga yang terjangkau.
Kami juga sudah mewawancara beberapa orang mengenai persepsi terhadap
jamu Tolak Angin. Mereka menyatakan bahwa Tolak Angin merupakan jamu
yang praktis dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan. Hal itu
menunjukkan bahwa program komunikasi yang dilakukan sudah berhasil
memposisioning Tolak Angin sebagai jamu yang modern di benak audiens
karena kepraktisannya dan dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.